Senin, 04 Juli 2011

Words can hurt you : or who said what to whom about regime


Artikel bejudul “Words can hurt you : or who said what to whom about regime” yang ditulis oleh Ernst B. Haas mencoba mengeksplorasi konsep dan cara kerja rezim dengan memakai teori yang ia namakan environmentalism, eco-reformism, egalitarianism, liberalism, mercantilism dan “mainstream”. Hal-hal yang Haas pandang sebagai sesuatu yang seringkali problematical dalam rezim seringkali berhubungan dengan pandangan awal tentang nature, culture dan manusia itu sendiri yang meliputi antara lain : system, structure, bargaining, cooperation, equity, interest, cost dan benefits.
Di awal artikel dijelaskan perbedaan order dan rezim yang bagi sebagian scholar dianggap saling bersinonim. Memang benar rezim didefinisikan sebagai kumpulan prinsip-prinsip, norma, aturan dan prosedur pembuatan kebijakan, namun  yang membedakan rezim dengan order adalah bahwa rezim dibentuk dengan membawa order (pesan) tertentu, tidak dengan order internasional secara umum. Menurut Haas, rezim muncul sejalan dengan perubahan kompleksitas pemikiran manusia dalam memandang dan mengelola konflik dalam kondisi interdependency. Dalam pandangannya, order merupakan term untuk mendefinisikan equity, efficiency, justice, survival atau nilai-nilai yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa order lebih tepat diartikan sebagai manfaat yang harus rezim berikan.      
Pembahasan selanjutnya mengarah pada pendekatan-pendekatan utama Hubungan Internasional dalam memandang terminology rezim. Marxism, pluralism, ecologism, dan liberal masing-masing memiliki cara yang berbeda dalam menginterpretasikan tujuan yang harus dicapai rezim. Marxist concern pada equity sebagai norma yang harus ada dalam rezim. Liberal lebih mementingkan efficiency atau optimality dalam memberikan pandangan yang baik seiring dengan peningkatan agregasi kesejahteraan dunia. Ecologist sangat memperhatikan kelangsungan bumi dan peningkatan kualitas hidup manusia. Sama halnya dengan Pluralist yang juga menekankan kelangsungan hidup sebagai objective  yang harus dicapai setiap negara. Bedanya pluralist melihat kelangsungan hidup dalam artian kelangsungan otonomi negara dalam menghadapi interdependensi yang kompleks bukan kelangsungan makhluk dilihat dari perspektif biologi dan ekologi
Ernst B. Haas menggambarkan berbagai pandangan itu dengan bagan dibawah :

THEORIST’S PRIMARY VALUE COMMITMENT


EQUITY
EFFICIENCY
SURVIVAL
QUALITY OF LIFE
ORGANIC
Egalitarianism

Eco-environmentalist
Eco reformer
MECHANICAL
Marxist egalitariansm
Liberals
Mercantilist
Basic human needs
Mainstreamers (realist structuralist): none of the above values

             Organic dan mechanical metaphor adalah 2 metafora yang masing-masing menjelaskan pandangan mereka tentang objektif yang ingin dicapai. Organic metaphor meliputi Egalitarianism, eco-environmentalism dan eco reformer. Sedangkan Marxist


egalitarianism, liberalism, merchantilism, basic human need dan mainstreams merupakan mechanical metaphor. Penjelasan singkat mengenai Organic dan mechanical adalah sebagai berikut :

Organic :
*        Paham – paham ini memiliki kesamaan pandangan bahwa kehidupan ekologi dan kelangsungan makhluk harus terjamin.
*        Daripada lebih condong kepada ideology, organic metaphor lebih tertarik melakukan green- action.
*        Tujuan dari teorist organic adalah untuk hidupp dalam keharmonisan dengan seluruh makhluk dan sumber daya alam.
Mechanical :
*        Mechanical metaphor percaya bahwa rezim ditujukan demi kepentingan ekonomi dan politik, bukan kepentingan alam.
*        Mechanical dibayangkan sebagai sebuah market  dimana hubungan antar negara bersifat mekanis.

Dalam membahas rezim dengan perspektif yang berbeda, Ernst B. Haas kurang begitu jelas memaparkan perbedaan mendasar mengenai pengelolaan konflik dalam rezim yang di tekankan di awal artikel. Penjelasannya hanya berfokus pada nilai-nilai yang harus ada dalam rezim. Padahal rezim tidak hanya mengenai nilai-nilai tersebut. Aturan, prinsip dan proses pembuatan kebjakan seharusnya juga dapat disampaikan dalam artikelnya.


Source :
Krasner, Stephen 1983. International Regimes. New York. Cornell University Press.pp 23-61

Tidak ada komentar:

Posting Komentar