Senin, 04 Juli 2011

RATIONAL CHOICE AND FUNCTIONAL EXPLANATION

Review “Rational Choice and Functional Explanations” by Robert O. Keohane dalam “After Hegemony Cooperation and Discard in the World Political Economy” 2005

RATIONAL CHOICE AND FUNCTIONAL EXPLANATION

Selama ini kesalahan persepsi dalam mengasumsikan konsep kerjasama politik internasional adalah bahwa interest suatu negara merupakan hal yang absolut dan tidak dapat ditandingkan dengan yang lain masih sering terjadi. Hal ini mengakibatkan perselisihan menjadi sangat alamiah dan tidak dapat dihindarkan. Disini, perselisihan mempengaruhi relativitas posisi dan peran masing-masing aktor. Perang Dunia I yang melibatkan Jerman, Austria dan Rusia merupakan contoh klasik dari adanya perselisihan antar interest negara yang tak terhindarkan.
Sebenarnya pola perilaku aktor-aktor dalam hubungannya dengan interest mereka tidaklah diputuskan secara irrasional namun rasional. Masing-masing aktor akan melakukan perhitungan untung rugi mengenai keputusan tersebut. Bagi teoritisi pilihan rasional, sejarah dan budaya merupakan hal yang tidak relevan untuk memahami perilaku politik internasional, aspek yang sangat berpengaruh terhadapnya adalah pemahaman tentang interest itu sendiri dan asumsi bahwa akotr-aktor dalam meraih interestnya telah menggunakan pilihan rasional.
Dalam pencapaian interestnya, aktor-aktor dapat melakukan kerjasama dengan aktor lain untuk mempermudah proses tersebut. Negara sebagai aktor dominan dalam sistem internasional dapat menggunakan institusi sebagai alat kerjasama. Menurut pandangan realis, negara merupakan aktor yang memiliki sifat dasar rasional egois. Egois dalam arti preferensi mereka dalam memutuskan setiap kebijakan sebenarnya adalah demi kepentingan negara itu sendiri. Sedangkan rasional berarti negara tersebut akan secara sadar memilih untuk mencari kesempatan yang lebih cocok dan maksimal mendukung interestnya daripada kesempatan dengan tingkat keberhasilan dibawahnya. Asumsi ini mengarahkan realis pada munculnya prediksi umum mengenai pola perilaku aktor dalam lingkungan yang minim informasi.
Perilaku aktor dalam pengambilan keputusan dalam sistem internasional terutama dapat dijelaskan melalui bentuk Prisoner’s Dilemma dibawah ini

Cooperative
Defect
Cooperative
3,3
1,4
Defect
4,1
2,2

Tabel Prisoner’s Dilemma diatas memperlihatkan perolehan yang akan diraih oleh keduabelah pihak apabila saling bekerjasama meraih 3,3; apabila masing-masing pihak saling menolak, maka hasil yang didapat sejumlah 2,2; sedangkan bila salah satu dari mereka bekerjasama dan yang satunya menolak maka raihannya 1,4 dan sebaliknya. Sejalan dengan bentuk Prisoner’s Dilemma, terdapat bentuk lain yaitu bentuk collective action. Dalam collective action, disebutkan bahwa interest dapat diraih secara lebih mudah dan efisien apabila dilakukan dengan kerjasama kolektif oleh semua pihak yang terlibat.
  Teori pilihan rasional memilki terutama 3 faktor yang dapat mendistorsi kerjasama, yaitu :
ð      Asumsi yang cenderung disepelekan dan menjadi hal remeh mengenai keputusan aktor-aktor yang secara sengaja dilakukan. Hal ini menyebabkan kekuatan diantara aktor menjadi terabaikan.
ð      Peran individu dalam masyarakat yang terlalu disamakan mengenai egoisme.
ð      Rasionalitas dan egoisme yang ambigu dan membingungkan.

            Membahas terminologi rezim, tentunya terkait dengan nilai-nilai dan prinsip yang telah menjadi konsesus bersama. Teori pilihan rasional menyangkut didalamnya adanya pola tindakan aktor-aktor dalam memutuskan suatu kebijakan. Apakah kerjasama ataupun penolakan, masing-masing memiliki costs dan benefits yang berbeda.

Referensi :
O. Keohane, Robert. Rational Choice and Functional Explanations” in “After Hegemony Cooperation and Discard in the World Political Economy”. New Jersey : 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar