Akhir abad 20, studi hubungan sangat dipengaruhi oleh konstruktivisme. Menurut pendekatan ini, perilaku manusia ditentukan oleh identitas mereka, dimana identitas tersebut merupakan hasil dari nilai-nilai masyarakat, sejarah, dan institusi. Konstruktivis berpendapat bahwa semua institusi, termasuk negara, adalah buatan manusia yang mencerminkan sebuah “intersubjective consensus” kepercayaan mengenai prakek politik, perilaku yang ditrima oleh masyarakat dan nilai. Dengan kata lain, aktor individu suatu negara atau unit lain secara kontinyu membangun realitas mengenai kebijakan, termasuk kebijakan mengenai perang dan perdamaian, konflik dan kerjasama dibuat.
Idealisme (kosmopolitan) dan realisme merupakan dua pendekatan yang terpisah mengenai cara memandang suatu isu. Berangkat dari pemisahan tersebut, sebenarnya terdapat beberapa inti pemikiran yang masih dapat disatukan dengan penjembatanan via media melalui sebuah bentuk pendekatan yang kemudian dikenal dengan rasionalisme. Penjembatanan kedua pemikiran tersebut diperlihatkan oleh rasionalisme dengan pemikiran mengenai keanarkian dunia yang tidak terelakkan dikaitkan dengan kemampuan negara untuk mempertahankan keamanan dan kedaulatannya. Disisi lain, rasionalisme juga mengungkapkan bahwa adanya unsur-unsur seperti aturan, institusi, hukum baru mampu membentuk sistem dunia baru yang dapat mengatur keanarkian sistem dunia.
Fearon dan Wendt mendefinisikan rasionalisme sebagai pengaplikasian secara formal informal dari teori rational choice. Rasionalisme dapat dikarakterkan sebagai suatu metode bagaimana menjelaskan suatu tindakan. Rasionalisme juga melihat gagalnya sistem dunia sekarang ini merupakan andil dari pengabaian yang sangat mendasar mengenai pengakomodasian nilai moralitas internasional[1] setiap negara yang merupakan alasan pencegahan suatu negara untuk melakukan aksi frontal jika kepentingan akan dunia yang stabil tidak tercapai.
Penjembatanan lainnya yang muncul adalah konsepsi konstruktivisme. Konstruktivisme merupakan penjembatanan antara pemikiran rasionalisme dengan reflektivisme.[2] Menurut Fearon dan Wendt, konstruktivisme dapat dilihat sekaligus dalam terminologi empiris, ontologi atau analitikal. Bagaimanapun konstruktivisme bukan teori yang subtansi dari politik dunia-ketika dihubungkan dengan konten dan nature politik internasional. Sebuah perbedaan kunci mengenai dua pendekatan ini adalah mengenai asumsi ontologinya.
Rasionalisme seringkali dilihat dengan pengasumsian individu dimana seringkali terjadi pereduksian bagian-bagian yang berinteraksi, sedangkan konstruktivisme dilain pihak memfokuskan kepada identitas dan interest dan bagaimana mereka berubah; pemikiran;nilai-nilai; norma; dan manusia memiliki kemampuan merubah dunia dengan pengubahan pikiran mereka.[3] selain itu, lingkungan dimana agen atau negara melakukan tindakan adalah merupakan hal yang dipengaruhi oleh niali sosial dan material. Struktur internasional dianggap sebagai struktur yang given. Prinsip fundamental dari konstruktivisme adalah “people act towards others”(objects/actors) on the basis of the meanings these “others” have for them“.[4] Pemikiran kolektif membentuk struktur yang mengorganisisr perilaku mereka.
Kritik mengenai pemikiran – pemikiran utama hubungan internasional merupakan hal yang sangat wajar dalam perkembangan studi ini. Kekurangan-kekurangan setiap pemikiran tersebut pasti mengundang banyak respon dari berbagai pihak. Dari sinilah perdebatan mengenai pemikiran tersebut memberikan andil dalam referensi pemikiran mengenai konsepsi struktur internasional yang stabil.
Referensi :
Fearon,James dan Alexander Wendt.n.d.Rationalisme vs Constructivism: A Sceptical View
Linklater, Andrew.Rationalism, Rationalism, Men, and Citizens in International Relations, Second Edition. 2002. Macmillan Press. pp 93
Wendt,A. (1992) “Anarchy is what state make of it : Social Theory of Power Politics”.p.398 (http://72.14.235.132/search?q=cache:7hcC2UT8VhQJ:www.kuwi.euv-frankfurt-o.de/de/lehrstuhl/vs/politik2/Lehre/Lehrarchiv/WS0708/LV_Herp/IEO/ ieo4.pdf+constructivism+vs+rationalism&cd=19&hl=id&ct=clnk&gl=id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar